Sistem Informasi ITS dan Programming

Suatu hari aku di YM oleh salah satu adek kelas di kampus. Pada saat itu dia menanyakan apakah kemampuan koding merupakan crucial skills dalam dunia kerja nanti. Petikan chatnya kurang lebih seperti di bawah, i forgot certain details but im sure you willl get my point.

Adek Kelas : Mas, di dunia kerja nanti skill coding itu penting gak sih ?

Me : (sedikit kaget) ehhh, ya depends kerjanya apa ya hehehe

Adek Kelas : Soalnya  sebagian besar angkatanku gak bisa koding mas, rata rata sih ngeluh susah

Me: ohh, i see

Mahasiswa SI dan coding memang dari dulu memiliki love and hate relationship, ketika aku kuliah pun ada beberapa (lumayan banyak sih) yang mempunyai pertanyaan serupa. Ini fenomena menarik ya karena jurusan SI adalah jurusan IT and i think code is one pillars of IT world. Klo di rephrase kurang lebih akan seperti menanyakan apakah skill memperbaiki motor itu penting untuk anak mesin, atau bisa membuat ledger itu penting untuk mahasiswa akuntansi. So we back to the question, ada apa ya dengan mahasiswa SI dan koding. Sebelumnya pendapat berikutnya dibawah dibuat berdasarkan my experience kuliah di kampus SI ITS, jadi mungkin akan tidak relevan untuk kasus diluar itu walaupun dari beberapa milis aku melihat fenomena serupa juga terjadi di lain tempat

Aku masih ingat ketika menjalani kegiatan pasca pengkaderan sebagai syarat masuk menjadi anggota KMSI di semester 1. Ketika itu kita angkatan 2005 melakukan roadshow ke sma sma untuk sosialisasi jurusan SI yang notabene masih baru di ITS. Pada saat itu pertanyaan yang umum dilontarkan adalah apa bedanya sistem informasi dan teknik informatika. The magic answer untuk pertanyaan itu adalah lulusan SI nantinya menjadi manajer IT instead of being programmer (which at that we think informatics will be). Darimana kita dapat jawabannya ? senior, pemahaman sederhana kita terhadap kurikulum SI yang ada bau bau manajemen  dan hasil obrolan dengan beberapa dosen. And believe me it works like a charm, kalimat ini menjadi semacam tagline yang direpetisi oleh sales obat kumis pinggir pasar (ditambah mulut berbusa dan tampang sok keren). Viral juga karena angkatan dibawah kami pun memakai jawaban serupa.

Dari jawaban ajaib tersebut, bisa aku breakdown menjadi dua statement which is lulus-jadi-manajer-it dan beda-dengan-informatika.

Untuk beberapa orang , statement diatas menjadi semacam justifikasi untuk tidak belajar coding. Karena toh setelah lulus nanti kita menjadi manajer bukan programmer , kita seharusnya lebih fokus untuk belajar manajemen, gak bisa coding kan gpp asalah bisa ngatur programmer. Aku pun sempat berpikiran seperti itu , namun setelah semester dua aku mulai sering mroyek di luar kuliah dan sedikit terekspose dengan bagaimana sih dunia IT diluaran. Bit by bit i started to learn that programmer is a job but  “manager” is a level of a job dan untuk bisa memanage spesies bernama programmer we need to speak the same language as them which is Source Code.

Seperti di game jadul Final Fantasy Tactics, aku beranalogi programmer itu seperti mage sementara manager itu seperti summoner. We need certain skill and amount of experience to become a manager because its a one level above position, klo kasusnya mage at least kita harus bisa summon firaga dulu dong sebelum panggil Bahamut (or we can end up summoning Mushu from Mulan).  Sehingga at that point aku mulai ragu dengan ide bahwa mahasiswa SI setelah lulus prospeknya adalah menjadi manager (and implied implicitly we dont need to code).

Untuk masalah beda dengan informatika, one problem is gelar sarjana nya sama which is S.Kom dan kolam lowongan pekerjaanya pun (hampir) sama. Sehingga ketika ada yang berpendapat bahwa SI gak butuh butuh banget koding biar beda dengan infor, seems like an excuse to me untuk malas belajar. Lagipula membedakan diri kenapa dengan mengurangi nilai jual diri sendiri, ini seperti berada di medan perang dan tidak mau bawa senjata karena semuanya juga pegang.

Kalau memang ingin beda ada beberapa skill sebenarnya yang bisa dihighlight dari mata kuliah yang di ajarkan di SI. Aku ambil contoh mata kuliah enterprise apps seperti CRM, ERP , SCM dan EAI (middleware). Lowongan untuk posisi semacam ini mulai menjamur di JobsDB dan JobsStreet, coba cek klo tidak percaya :). Dan aku lihat di ITS, porsi mata kuliah enterprise semacam ini masih lebih banyak di SI daripada informatika so it should be an advantage. Tapi yang perlu dicermati juga kolamnya masih sama, lulusan informatika pun bisa applya dan otomatis menjadi rival. So we should be piling up our weapons  not try to throw them one by one just to be different.

Sedikit insider view, karena pekerjaanku sekarang adalah Oracle-Siebel CRM engineer:  You will desperately need very good coding skill. Kenapa ?  namanya juga enterprise apps, proses bisnis yang didukung banyak (at least lebih dari 10), highly customizable, skalabilitasnya tinggi dan bisa dengan mudah diintegrasikan dengan aplikasi lain. Sehingga rata rata yang aku tau, aplikasinya three tier, modular, mempunyai development framework sendiri dan punya lebih dari 1 moda integrasi (at least webservice lah ya). Untuk sekedar memahami paragraf ini pun perlu decent coding skill kan ? Sebelum memahami aplikasi rumit kita harus tau bagaimana onderdilnya bekerja dan menurutku cara terbaik untuk itu ya bikin aplikasi (dan terus belajar tentunya).

Jurusan SI masih sangat muda, ketika tulisan ini ditulis pun SI masih menuju 10 tahun. Fenomena diatas menurutku adalah satu fase growing pains menuju SI yang lebih baik. SI masih mencari cari bentuk yang pas untuk bisa fit diantara menjamurnya jurusan IT di Indonesia, sehingga beberapa mahasiswanya pun sedikit mengalami identity crisis.  I am very confident kedepannya almamaterku ini akan menjadi jurusan besar, karena sekarang pun SI sudah masuk 5 besar jurusan favorit di ITS. Dan untuk menjadi besar, SI pasti butuh semua bantuan yang diperlukan dari seluruh civitas akademikanya. Tulisan ini pun aku niatkan untuk menjadi sedikit sharing dari seorang alumni yang 4 tahun ditempa dari nothing to ( a lil bit) something di jurusan SI, ini adalah caraku berkontribusi.

Untuk yang masih kuliah, saranku sih ya pelajari saja semua yang diberikan. Pursue excelency di semua mata kuliah karena kamu tidak pernah tau apa yang nanti kamu butuhkan. Ketika nanti hanya satu atau dua skill yang terpakai, yang lain anggap saja sebagai bonus dari SPP yang kita bayarkan :).

Vivat SI. Hidup SI hidup SI hidup SI

Vivat. Hidup ITS hidup ITS hidup ITS.

Unlimited Vision, Unlimited Creativity.

Kiki Ahmadi – ex 5205 100 064

original post : Kiki Ahmadi’s Blog

Tags: , , , , , ,

About Kiki Ahmadi

Product and Strategy guy in Indonesia startup ecosystem | Graduated from ITS Surabaya and University of Manchester | Listen to music all day every day

2 responses to “Sistem Informasi ITS dan Programming”

  1. dian wahyu p. says :

    ahahahaha… summon Firaga sebelum Bahamut…
    that’s how it explained..
    wish college days explained that way :p

Trackbacks / Pingbacks

  1. Jurusan SI dan Programming | Dosen Perbanas - June 4, 2015

Leave a comment